15 bulan 4 hari; atau lebih
tepatnya sudah hari ke-460 sejak perkenalan kita waktu itu.
Iya, hari ini adalah hari ke-460;
sampai Agustus ini. Apa kamu mengingatnya? Ya, kamu mungkin tidak mengingatnya.
Kamu mungkin sudah melupakannya. Apa?! Lupa?! Semudah itukah kamu melupakan
awal perkenalan kita yang masih berlanjut sampai sekarang? Apa memang karena
kamu tidak pernah menganggapku, sehingga dengan mudah aku tak pernah ada dalam
ingatanmu? Apa kamu juga tidak mengingat semua kenangan kita? Mungkin memang
itu semua tidak penting; bagimu.
Ya, mungkin kamu pikir aku memang
orang bodoh yang hanya bisa melakukan hal tidak penting, menghitung hari-hari
sejak perkenalan kita; misalnya. Mungkin memang itu tidak berguna, tidak ada
untungnya buatku. Tapi aku suka, suka menjalaninya; walaupun setiap hari harus
menggerakkan jari-jari ini, memulai menghitung dari awal; satu, dua, tiga, dan
seterusnya. Mungkin bagi semua orang itu
membosankan; kurang kerjaan. Tapi bagiku, tidak ada hal yang membosankan selama
hal itu ada hubungannya dengan kamu.
Aku selalu meluangkan waktu
meskipun hanya sekedar untuk memikirkanmu. Namun tak sedikit juga aku
menghabiskan waktuku hanya untuk melakukan hal untukmu. Tak sedikit juga aku
menghabiskan waktuku hanya untuk sekedar melihat senyumanmu dalam foto. Ya,
senyumanmu. Hal itu yang selalu aku rindukan; saat-saat dimana kamu bisa
tertawa bahagia. Ya walaupun tidak semua tawamu itu disebabkan olehku; meskipun
aku berharap akulah yang selalu bisa membuat satu senyuman muncul dibibirmu.
Banyak hal yang selalu membuat
rinduku muncul. Sikap kekanak-kanakanmu; misalnya. Terkadang, aku suka
senyum-senyum sendiri kalau mengingat semua hal tentangmu; seperti orang gila.
Aku juga selalu rindu sikap manjamu. Ya memang kamu lebih tua daripada aku.
Tapi justru aku yang harus terlihat lebih dewasa daripada kamu. Aku hanya
mencoba untuk bisa bersikap sama sepertimu; walaupun tidak jarang aku membuatmu
kecewa. Tapi tidak salah juga kan jika sesekali aku yang ingin dimanjakan?
Entah alasan apa yang membuatku
tidak bisa lepas darimu. Kamu seakan-seakan memiliki gaya gravitasi yang begitu
besar hingga aku tetap saja berlari mendekat ke arahmu; namun nyatanya kamu
berlari menjauh dariku. Miris memang. Namun aku tidak bisa menutup mata darimu.
Bahkan untuk membuka hati buat yang lainpun susah aku lakukan. Meskipun aku
tahu, aku tidak pernah ada dalam kategori pilihanmu. Ya, mungkin ALLAH SWT
mentakdirkan aku hanya sebagai orang yang hanya bisa menemanimu, sebagai orang
yang hanya kamu butuhkan. Mungkin memang aku tidak begitu penting bagimu;
walaupun pada kenyataannya aku selalu mementingkan dirimu.
Ya, inilah resikonya. Mungkin
memang benar katamu, ini salahku. Salah karena aku menyukaimu. Salah karena aku
menyayangi dan mencintaimu. Salah karena hatiku mengartikan kedekatan kita
adalah suatu hubungan yang spesial. Padahal bagimu, kedekatan kita tidak
berarti apa-apa. Dan mungkin memang ini salah, salah karena aku berada dalam
kehidupanmu.
Jika aku bisa memilih, aku akan
memilih untuk tidak mengenalmu. Aku akan memilih untuk tidak pernah menyentuh
kehidupanmu. Ya, itu memang hanya sebuah pilihan-pilihan yang aku karang
sendiri. Itu hanya sebuah rencana-rencana yang tidak mendapat restu dari Tuhan.
Aku memang hanya bisa merencanakan; mengkhayal; tapi Tuhan-lah yang
berkehendak. Aku tahu, ini sudah menjadi rencana Tuhan dalam agenda-Nya. Dan
mau tidak mau, sanggup tidak sanggup, aku harus menjalaninya. Tuhan lebih
mengetahui semua yang baik untukku. Meskipun aku selalu berpikir aku yang akan
terus tersakiti jika aku tetap dekat denganmu. Tapi aku yakin dan percaya,
Tuhan punya alasan mengapa Dia membiarkan aku merasakan semua ini. Jika bukan
karena kehendak Tuhan, aku pasti tidak akan pernah mengenalmu. Aku tidak akan
pernah bisa memiliki perasaan sedalam ini terhadap siapapun. Dan bahkan aku
tidak akan pernah bisa merasakan sakit sesakit yang aku rasakan dari
perlakuanmu. Mengenalmu, membuat aku merasakan segalanya. Bahagia. Sedih. Kecewa.
Marah. Sakit hati. Terharu. Semuanya aku rasakan sejak aku mengenalmu.
Aku memang tidak bisa memberimu
apa-apa. Kebahagiaan yang kamu inginkanpun tidak bisa sepenuhnya aku kasih. Aku
hanya bisa berterima kasih kepadamu; kamu yang sudah mengajarkan aku banyak
hal. Mengenalkan aku pada apa yang sebelumnya tidak pernah aku tahu. Terima
kasih, karenamu aku bisa lebih dewasa dan lebih siap untuk menjalani kehidupan
ini. Aku bisa lebih tegar; karena kamu mengajarkan segalanya. Janji, semua
petuahmu akan selalu aku ingat. Dan terima kasih karena telah mengijinkan aku
untuk mencintaimu dan berada dalam lingkaran kehidupanmu. 460 hari baru kita
lewati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar