Rabu, 31 Juli 2013

Hari ke-460

15 bulan 4 hari; atau lebih tepatnya sudah hari ke-460 sejak perkenalan kita waktu itu.

Iya, hari ini adalah hari ke-460; sampai Agustus ini. Apa kamu mengingatnya? Ya, kamu mungkin tidak mengingatnya. Kamu mungkin sudah melupakannya. Apa?! Lupa?! Semudah itukah kamu melupakan awal perkenalan kita yang masih berlanjut sampai sekarang? Apa memang karena kamu tidak pernah menganggapku, sehingga dengan mudah aku tak pernah ada dalam ingatanmu? Apa kamu juga tidak mengingat semua kenangan kita? Mungkin memang itu semua tidak penting; bagimu.

Ya, mungkin kamu pikir aku memang orang bodoh yang hanya bisa melakukan hal tidak penting, menghitung hari-hari sejak perkenalan kita; misalnya. Mungkin memang itu tidak berguna, tidak ada untungnya buatku. Tapi aku suka, suka menjalaninya; walaupun setiap hari harus menggerakkan jari-jari ini, memulai menghitung dari awal; satu, dua, tiga, dan seterusnya.  Mungkin bagi semua orang itu membosankan; kurang kerjaan. Tapi bagiku, tidak ada hal yang membosankan selama hal itu ada hubungannya dengan kamu.


Aku selalu meluangkan waktu meskipun hanya sekedar untuk memikirkanmu. Namun tak sedikit juga aku menghabiskan waktuku hanya untuk melakukan hal untukmu. Tak sedikit juga aku menghabiskan waktuku hanya untuk sekedar melihat senyumanmu dalam foto. Ya, senyumanmu. Hal itu yang selalu aku rindukan; saat-saat dimana kamu bisa tertawa bahagia. Ya walaupun tidak semua tawamu itu disebabkan olehku; meskipun aku berharap akulah yang selalu bisa membuat satu senyuman muncul dibibirmu.

Banyak hal yang selalu membuat rinduku muncul. Sikap kekanak-kanakanmu; misalnya. Terkadang, aku suka senyum-senyum sendiri kalau mengingat semua hal tentangmu; seperti orang gila. Aku juga selalu rindu sikap manjamu. Ya memang kamu lebih tua daripada aku. Tapi justru aku yang harus terlihat lebih dewasa daripada kamu. Aku hanya mencoba untuk bisa bersikap sama sepertimu; walaupun tidak jarang aku membuatmu kecewa. Tapi tidak salah juga kan jika sesekali aku yang ingin dimanjakan?

Entah alasan apa yang membuatku tidak bisa lepas darimu. Kamu seakan-seakan memiliki gaya gravitasi yang begitu besar hingga aku tetap saja berlari mendekat ke arahmu; namun nyatanya kamu berlari menjauh dariku. Miris memang. Namun aku tidak bisa menutup mata darimu. Bahkan untuk membuka hati buat yang lainpun susah aku lakukan. Meskipun aku tahu, aku tidak pernah ada dalam kategori pilihanmu. Ya, mungkin ALLAH SWT mentakdirkan aku hanya sebagai orang yang hanya bisa menemanimu, sebagai orang yang hanya kamu butuhkan. Mungkin memang aku tidak begitu penting bagimu; walaupun pada kenyataannya aku selalu mementingkan dirimu.

Ya, inilah resikonya. Mungkin memang benar katamu, ini salahku. Salah karena aku menyukaimu. Salah karena aku menyayangi dan mencintaimu. Salah karena hatiku mengartikan kedekatan kita adalah suatu hubungan yang spesial. Padahal bagimu, kedekatan kita tidak berarti apa-apa. Dan mungkin memang ini salah, salah karena aku berada dalam kehidupanmu.

Jika aku bisa memilih, aku akan memilih untuk tidak mengenalmu. Aku akan memilih untuk tidak pernah menyentuh kehidupanmu. Ya, itu memang hanya sebuah pilihan-pilihan yang aku karang sendiri. Itu hanya sebuah rencana-rencana yang tidak mendapat restu dari Tuhan. Aku memang hanya bisa merencanakan; mengkhayal; tapi Tuhan-lah yang berkehendak. Aku tahu, ini sudah menjadi rencana Tuhan dalam agenda-Nya. Dan mau tidak mau, sanggup tidak sanggup, aku harus menjalaninya. Tuhan lebih mengetahui semua yang baik untukku. Meskipun aku selalu berpikir aku yang akan terus tersakiti jika aku tetap dekat denganmu. Tapi aku yakin dan percaya, Tuhan punya alasan mengapa Dia membiarkan aku merasakan semua ini. Jika bukan karena kehendak Tuhan, aku pasti tidak akan pernah mengenalmu. Aku tidak akan pernah bisa memiliki perasaan sedalam ini terhadap siapapun. Dan bahkan aku tidak akan pernah bisa merasakan sakit sesakit yang aku rasakan dari perlakuanmu. Mengenalmu, membuat aku merasakan segalanya. Bahagia. Sedih. Kecewa. Marah. Sakit hati. Terharu. Semuanya aku rasakan sejak aku mengenalmu.


Aku memang tidak bisa memberimu apa-apa. Kebahagiaan yang kamu inginkanpun tidak bisa sepenuhnya aku kasih. Aku hanya bisa berterima kasih kepadamu; kamu yang sudah mengajarkan aku banyak hal. Mengenalkan aku pada apa yang sebelumnya tidak pernah aku tahu. Terima kasih, karenamu aku bisa lebih dewasa dan lebih siap untuk menjalani kehidupan ini. Aku bisa lebih tegar; karena kamu mengajarkan segalanya. Janji, semua petuahmu akan selalu aku ingat. Dan terima kasih karena telah mengijinkan aku untuk mencintaimu dan berada dalam lingkaran kehidupanmu. 460 hari baru kita lewati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar