Dulu
pernah ada cinta.... Dulu pernah ada sayang.... Namun kini tiada lagi perasaan
seperti dulu.... Kini tiada lagi kisah.... Cintaku t’lah musnah sudah....
Hancur hatiku telah kau sakiti perasaanku....
Ungu memang selalu bisa menciptakan
lagu. Salah satunya lagu patah hati seperti yang tertulis diatas. Mungkin memang
ngga pantas lagi aku nulis hal seperti ini. Tapi, aku hanya menulis apa yang
tengah aku rasakan.
Kamu.... yang dulu pernah disini*
(baca: dihati), kini telah kembali berkelana.
Kamu.... yang dulu pernah hadir
dalam kehidupanku, kini hilang tak berbekas.
Namun rasa sakit yang kau
tinggalkan saat kepergianmu, masih sangat terasa. Mengapa kau tak bisa membawa
luka itu pergi bersamamu? Apa kau sengaja ingin memberiku kenang-kenangan?
Ya, roda kehidupan tak selalu
seperti yang kita idam-idamkan. Aku hanya manusia biasa yang harus berjalan
mengikuti takdir Tuhan. Tuhan telah menentukan segala sesuatunya untuk hidupku.
Aku hanya bisa menerima, dan mensyukurinya.
Lebih dari setahun kamu pergi, aku
mencoba menutup mata dan telinga agar tak ada lagi yang aku lihat maupun aku
dengar tentangmu. Berharap luka ini akan sembuh; seutuhnya. Namun sia-sia.
Belum sempat luka ini hilang, kamu
kembali hadir dalam duniaku. Namun, kau tidak sendiri. Kau membawa orang lain
yang secara tidak langsung kau perlihatkan dia kepadaku. Sadarkah kamu telah
menancapkan kembali belati yang sangat tajam itu disini?* (baca: dihati).
Mungkin kamu memang tidak menyadari
telah melakukannya. Karena mungkin perasaanmu tidak lagi seperti dulu, seperti
saat kita masih bersama.
Perih yang masih tertanam dalam
diriku, kini semakin merasakan sakitnya. Entah kenapa semua ini bisa terjadi. Aku
tidak berhak menyalahkanmu. Karena aku bukan apa-apa lagi untukmu. Aku juga
tidak mempunyai hak untuk menyalahkan diriku, menyalahkan perasaanku. Rasa cinta
memang selalu datang tiba-tiba. Namun, kenapa harus kepada orang dari masa
lalu? Kenapa harus kepada orang yang pernah memberinya luka? Tidak bisakah
cinta itu memilih? Tapi, apa benar rasa cinta itu hadir lagi untuknya? Untuknya
yang sudah memilih yang lain? Dan kenapa rasa cemburu masih aku rasakan ketika
aku melihatnya bersama yang lain? Apa memang aku masih mencintainya? Atau, aku
hanya merasa bahwa dia memang harus membayar apa yang telah dia lakukan
kepadaku? Harus menyembuhkan luka sebelum memberi luka baru.
Namun semua berjalan tidak seperti
rencanaku, Tuhan yang menentukan. Tuhan yang teramat mencintaiku, memberiku
hadiah dengan kembali membawamu dalam hidupku. Ya, inilah takdir Tuhan. Takdir yang
harus aku terima. Harusnya aku tahu, Tuhan tidak pernah punya rencana untuk
menyengsarakan makhluk-Nya. Dia hanya menguji agar makhluk-Nya senantiasa
mengingat-Nya.
Tuhan, terima kasih telah
menghadirkan dia. Terima kasih masih bisa membuatku merasakan sakit. Dan sampaikan
rasa terima kasihku kepada dia yang telah memeberiku luka.
Thanks for you. You hurt me second
time :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar