Sabtu, 04 Januari 2014

Dering Handphone Waktu Subuh

     Jigeum naega haneun yaegi
     Neol apeuge halji molla
     Ama nal jukdorok miwohage doel kkeoya~

     Lagu 2NE1 yang berjudul Lonely itu memaksa mataku untuk langsung terbuka. Dengan tenaga seadanya, ku arahkan tanganku ke atas kepalaku. Dengan rasa malas, ku cari-cari sumber alunan lagu yang tak terduga itu. Ku lihat layar handphone yang memancarkan cahaya terang yang seketika menyilaukan kedua bola mata ini. Kedua mataku menyipit, dan kedua alisku seakan-akan berada dalam jarak yang sangat berdekatan.
     Siapa ini? Kenapa nomor ini tidak ada dalam kontakku? Siapa orang yang menyempatkan diri untuk menghubungiku sepagi ini? Ada apakah? Adakah sesuatu hal yang sangat penting yang membuat pemilik nomor itu menghubungiku sepagi ini? Tidak bisakah ia menelponku nanti? Apa ada yang ingin ia bicarakan padaku? Bermacam-macam pertanyaan muncul dalam diriku. Aku penasaran, sebenarnya apa yang membuat pemilik nomor itu menghubungiku?
     Handphone kesayanganku masih menunjukkan pukul 04:32. Keningku berkerut. Dengan perasaan penuh tanda tanya, ku jawab panggilan telepon itu. Ku sapa ia dengan ucapan salam "assalamu'alaikum", meskipun aku tidak tahu apakah ia muslim atau non muslim. Samar-samar ku dengar suara dari ujung sana. Ia menjawab salamku. Aku kembali bertanya-tanya. Siapa dia? Suaranya? Serasa tidak asing bagiku.
     Dengan santainya ia berbicara padaku. Menanyakan beberapa hal yang dengan entengnya langsung ku jawab. Aku baru ingat, aku belum mengetahui siapa pemlik nomor yang menelponku ini. Berkali-kali aku tanya siapa dia, dia cuma jawab "ini aku". Rasa gemas-pun merasuki tubuhku. Dalam hati aku berkata, "hey, kamu itu udah ganggu orang pagi-pagi gini, tinggal sebutin nama aja susahnya minta ampun". Aku marah-marah seperti cacing kepanasan. Ku ancam dia dengan alasan akan menutup telepon jikalau ia tidak menyebut namanya. Dan akhirnya, dia menyebutkan namanya kepadaku. Yey, kemenangan ada ditanganku.
     Namun, rasa tidak percayapun langsung mendera diriku. Ini aneh. Tapi nyata. Pemilik nomor itu benar-benar membuat semua sendi-sendi tubuhku terasa kaku. Setelah beberapa bulan ia tidak pernah muncul dalam hidupku, bahkan dalam handphone-ku walaupun hanya sekedar satu pesan singkat yang menandakan bahwa ia-lah pengirimnya. Sekarang, ia kembali masuk dalam diriku, bahkan sekarang dia membuat handphone yang sedang beristirahatpun harus kembali menjalankan aktvitasnya. Ya, dia meneleponku. Dia yang membuat handphone-ku berdering di waktu yang masih terlalu pagi ini.
     Senang, sedih, bingung, marah, semuanya ku rasakan saat itu juga. Sebenarnya, apa yang kamu mau? Kenapa kamu selalu begini? Pergi dan datang sesuka hati, dan selalu meninggalkan teka-teki. Kamu pikir aku ini apa? Kemana kamu saat aku membutuhkanmu? Apa kamu menghampiriku karena kamu membutuhkanku? Aaarrgghh..
     Semua kata-kata itu senantiasa bersarang dalam pikiranku, tanpa pernah aku lontarkan kepada ia yang selalu menjadi bahan dalam setiap pertanyaan-pertanyaanku. Aku tahu, tidaklah berguna semua unek-unekku itu. Semuanya sudah terjadi, dan selalu begitu. Selalu pula aku yang dengan ikhlas menerima semuanya. Entah, apa perasaanku terhadapmu masih sekuat dulu atau tidak. Masihkah aku menyimpan rasa sayang padamu atau tidak. Aku tidak tahu. Tidak pernah mendapat jawaban akan semua itu. Hanya satu yang pasti, aku hanya hanya akan menjalani hidupku ini dengan sewajarnya. Seperti air sungai yang terus mengalir dengan santainya.
     Tidak lama memang dia menelponku. Tapi, sejujurnya suara itu telah mengobati rasa rindu yang ternyata telah aku simpan sejak lama. Sejak terakhir aku bertemu dengannya. Dan setelah ucapan salam penutup ku dengar, aku kembali menatap layar handphone-ku. Ku rasakan satu senyuman menghiasi wajahku. Ya, suara yang dulu sering mendendangkan lagu itu kini telah lenyap di balik ujung telepon. Suara yang masih saja ku ingat meskipun kita sudah tidak pernah saling bertukar kabar.
     Akankah ini menjadi awal perkenalan baru kita? Perkenalan yang dimulai sejak enam belas hari lalu? Entahlah. Tuhan yang menentukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar